
Seiring bertambahnya usia manusia, maka zat asam di dalam perut manusia secara alamiah semakin berkurang. Ini menyebabkan bakteri di dalam perut kondisinya semkain meningkat, sehingga menimbulkan penyakit diare, kemampuan usus menyerap makanan semakin berkurang, dan kelebihan gas.
Gejala-gejala seperti ini bisa diatasi oleh xanthone yang terkandung dalam kulit buah manggis.
Mematikan bakteri adalah salah satu kemampuan penting dari xanthon.Xanthone berkhasiat mengatasi kelebihan bakteri dan menyeimbangkan kembali kerja system pencernaan.
Hasil penelitian di Tokyo pada tahun 2003, menunjukkan bahwa antioksidan xanthone dalam manggis juga memiliki efek anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC) dan Staphylococcus aureus(penyebab infeksi dan gangguan pencernaan). Ekstrak kulit manggis juga dipercaya dapat mengobati arthritis, asma, Alzheimer, alergi, dyspepsia(gangguan pencernaan), jerawat, dan eksim.
Beberapa penelitian tentang manfaat senyawa xanthone memperlihatkan bahwa xanthone bersifat antimikroba terhadap MRSA(methicillin resistant staphylococcus aureus), yaitu bakteriyang telah kebal terhadap obat antibiotic yang dapat menyebabkan infeksi parah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suksamran pada tahun 2003, kandungan alpha-mangostin, beta-mangostin, garcinone B pada manggis mampu menghambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit paru-paru atau tuberculosis (TBC). TBC merupakan penyakit yang masih diperhatikan karena Indonesia belum sepenuhnya bebas dari penyakit tersebut.
Hasil penelitian tentang xanthone dari tepung kulit manggis membuktikan bahwa xanthone mampu mematikan bakteri Salmonella enteritidis yang sering menyebabkan penyakit melalui konsumsi makanan (foodborne disease). Salmonella yang telah diinokulasikan dan berkembang biak di dalam medium agar-agar(PDA) ditetesi dengan ekstrak kulit manggis. Hasilnya, ekstrak kulit manggis dapat merangsang produksi sel fagositik yang akan mematikan bakteri intraseluler.
Hambat Bakteri
Aspek farmakologis dari tanaman manggis yang diperoleh dari sejumlah penelitian, menunjukkan bahwa kulit manggis mempunyai daya antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri.
Kulit buah manggis juga bersifat sebagai antijamur. Aktivitas antijamur hasil isolasi xanthone yang berasal dari kulit buah manggis dan beberapa derivate mangostin terhadap jamur Fusarium oxysporum, Alternaria tenuis, dan Dreschrela oryzae dapat menghambat pertumbuhan semua jamur tersebut.
Telah dilakukan pula penelitian terhadap aktivitas xanthone dalam kulit manggis terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotic metisilin.
Hasilnya menunjukkan bahwa satu isolate aktif, alpha-mangostin, yang merupakan salah satu derivate xanthone, menghambat pertumbuhan bakteri tersebut dengan MIC (Minimal Inhibitory Concentration) konsentrasi terendah yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri sebesar 1,57- 12,5 µg/ml.
Penelitian antiinflamasi dari kulit buah manggis dilakukan dengan menggunakan mangostin dari ekstrak etanol 40 persen, mempunyai aktivitas penghambatan yang kuat terhadap pelepasan histamine dan sintesis prostaglandin E2 sebagai mediator inflamasi. Ekstrak methanol kulit buah manggis mempunyai efek meredam radikal bebas yang kuat.
Anda sedang membaca artikel berjudul 


0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar untuk membangun situs ini sebagai sarana menambahkan informasi. Terimakasih